Tuesday, May 16, 2017

Tembang Dolanan "Ilir-Ilir"


Lir-ilir, lir-ilir

Tandure wus sumilir

Tak ijo royo-royo

Tak sengguh temanten anyar

Cah angon, cah angon

Penekno blimbing kuwi

Lunyu-lunyu penekno

Kanggo mbasuh dodotiro

Dodotiro, dodoiro

Kumitir bedah ing pinggir

Dondomono, jlumatono

Kanggo sebo mengko sore

Mumpung padhang rembulane

Mumpung jembar kalangane

Yo sorako, sorak iyo!!

Syair tembang dolanan Ilir-ilir tersebut apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut :

‘Bangunlah, bangunlah!’

‘Tanaman sudah bersemi’

‘Demikian menghijau’

‘Bagaikan pengantin baru’

‘Anak gembala, anak gembala’

‘Panjatlah (pohon) belimbing itu’!

‘Biar licin dan susah tetaplah kau panjat’

‘untuk membasuh pakaianmu’

‘Pakaianmu, pakaianmu’

‘terkoyak-koyak dibagian samping’

‘Jahitlah, Benahilah!’

‘untuk menghadap nanti sore’

‘Mumpung bulan bersinar terang’

‘Mumpung banyak waktu luang’

‘Bersoraklah dengan sorakan Iya!!’

          Dalam syair tembang dolanan yang berjudul Ilir-ilir mengandung makna religius (keagamaan). Sedangkan maksud yang terkandung dalam tembang tersebut adalah kita sebagai umat manusia diminta bangun dari keterpurukan untuk lebih mempertebal iman dan berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru. Meminta Si anak gembala untuk memetikkan buah blimbing yang diibaratkan perintah salat lima waktu. Yang ditempuh dengan sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya. Meskipun ibarat pakaian kita terkoyak lubang sana sini, namun kita sebagai umat diharapkan untuk memperbaiki dan mempertebal iman dan taqwa agar kita siap memenuhi panggilan Ilahi robbi.

No comments:

Post a Comment